Vape vs Rokok, Mana yang Lebih Berisiko untuk Paru-Paru
Vape sama rokok tradisional, mana sih yang sebenernya lebih “berbahaya” buat paru-paru kamu? Banyak orang bilang vape itu “lebih ringan”. Di satu sisi ada rokok tradisional yang udah dikenal sejak lama sebagai penyebab kanker, batuk kronis, dan penyakit paru-paru lainnya. Di sisi lain ada vape, alat yang dulu diklaim sebagai alternatif lebih aman. Jadi, pertanyaannya sederhana tapi berat: Apakah vape memang jauh lebih aman atau cuma “sedikit lebih ringan” dibanding rokok? Dan apa sih efeknya kalau kamu vape terus-menerus?
Apa yang Penelitian Katakan
Berikut beberapa poin penting berdasarkan jurnal dan penelitian ilmiah terkini :
1. Perubahan struktur paru dan kerusakan jaringan
- Sebuah studi pada tikus yang membandingkan uap dari e-cigarette dan asap rokok menyimpulkan bahwa walau asap rokok lebih banyak bahan kimianya, kedua jenis asap tersebut dapat menyebabkan penghancuran jaringan paru dan perubahan struktur alveoli yang serupa.
- Eksperimen di Indonesia pada tikus juga menunjukkan bahwa paparan uap vape yang mengandung nikotin selama 1–3 bulan dapat memicu respon inflamasi (peradangan) dan stress oksidatif di alveoli (bagian paru-paru tempat pertukaran oksigen).
2. Inflamasi & gangguan fungsi paru
- Penggunaan vape dikaitkan dengan peningkatan reaktivitas jalan napas (“airway reactivity”), penyempitan saluran napas, dan peradangan kronis. Walau rokok tradisional sering lebih ekstrem, vape tidak bebas dari masalah ini.
- Studi sistematis membandingkan fungsi paru (misalnya FEV1/FVC dan saturasi oksigen) antara perokok, pengguna vape, dan bukan pengguna menemukan bahwa perokok tradisional mempunyai penurunan fungsi paru yang lebih besar dibanding vape pengguna, tetapi vape juga memiliki dampak negatif dibanding bukan pengguna sama sekali.
Baca juga : Berhenti merokok,bisa dengan hipnoterapi
3. Risiko penyakit paru kronis: Asma, COPD, dll
- Dari penelitian epidemiologis: vape tidak cuma berdampak di laboratorium, tapi di kehidupan nyata juga dikaitkan dengan peningkatan risiko asma dan penyakit paru obstruktif kronik (COPD). Orang yang mulai vape di umur muda dan secara intensif memakai vape rutin tiap hari punya risiko lebih tinggi untuk gangguan pernapasan. Dampak penggunaan ganda (rokok + vape) malah lebih buruk dibanding pakai salah satu saja. Kombinasi asap rokok dan uap vape memperburuk fungsi sel-sel dalam saluran pernapasan, makrofag, monosit, dan sel peradangan lainnya.
4. Bahan kimia tambahan & efek samping spesifik
- Vape mengandung bahan seperti propylene glycol, vegetable glycerin, nikotin, pewarna / flavour, dan bila dipanaskan menghasilkan aldehida seperti formaldehida, acrolein, dsb. Bahan-bahan ini bisa merusak sel paru, memicu inflamasi, dan kemungkinan berkontribusi ke penyakit paru kronis. Ada juga laporan EVALI (E-cigarette or Vaping Product Use-Associated Lung Injury) yang kadang fatal; gejalanya batuk berat, sesak napas, nyeri dada, dan bisa berkembang jadi kondisi serius.
Mana yang Lebih Berisiko?
- Rokok tradisional tetap secara keseluruhan memiliki risiko lebih tinggi dan efek yang lebih parah terhadap paru-paru dibanding vape, terutama dalam jangka panjang. Rokok melepaskan ribuan bahan kimia dalam proses pembakaran yang sangat merusak (tar, karbon monoksida, radikal bebas, dll).
- Tapi vape bukan berarti aman, vape punya risiko nyata. Tidak seberbahaya rokok dalam beberapa parameter, terutama jika dibandingkan dengan rokok berat dan jangka panjang, tapi vape tetap bisa menyebabkan kerusakan paru, penyakit pernapasan, inflamasi, dan bahkan cedera paru akut.
- Untuk orang muda, yang paru-parunya masih “baru” dan lebih rentan terhadap paparan zat iritan, vape bisa jadi pintu masuk masalah kesehatan di masa depan — terutama kalau digunakan terus-menerus atau bersama rokok
Gaya Hidup & Faktor Penentu
Dari berbagai jurnal menyebutkan, selain jenis (rokok vs vape), ada beberapa faktor yang bisa memperparah atau memperlemah risiko:
- Frekuensi & durasi digunakan: Makin sering & makin lama, makin besar efek buruknya.
- Ada nikotin atau tidak dan seberapa besar kandungannya. Vape yang mengandung nikotin biasanya lebih berisiko.
- Jenis flavour / bahan tambahan: Beberapa aroma dapat memicu inflamasi lebih kuat atau ada zat yang ketika dipanaskan menghasilkan racun.
- Kebiasaan ganda (merokok + vaping): ini paling buruk. Sel-sel paru jadi “didobrak” dua sumber serangan.
Kalau kamu harus memilih di antara kedua, rokok tradisional memang lebih berbahaya untuk paru-paru dalam banyak hal. Tapi vape bukan solusi tanpa risiko, bahkan bisa jadi peringatan awal bahwa paru-parumu mulai “kepekaan”.
Kalau kamu sekarang vape atau merokok, atau keduanya, cobalah refleksi:
- Seberapa sering dan seberapa berat kebiasaanmu?
- Apakah kamu mulai merasakan gejala: sesak napas, batuk persisten, dahak banyak, nyeri dada, atau napas cepat capek?
Kalau iya, jangan tunggu lebih lama. Segeralah periksakan dirimu ke dokter spesialis paru. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Paru-paru kita cuma satu, dan mereka perlu kita jaga sejak sekarang, bukan nanti-nanti.